Jadilah Pemilih Cerdas, Tanpa Harus Adu Keras
Tanggal : 27 Jan 2024
Ditulis oleh : YUSRO SYAFAWANI RIDHO
Disukai oleh : 0 Orang
Jadilah Pemilih Cerdas, Tanpa Harus Adu Keras
Pada tahun 2024 mendatang, akan diadakan pesta demokrasi yang mana seluruh anggota masyarakat Indonesia diharapkan dapat berpartisipasi dalam perhelatan politik dengan memberikan suara mereka dalam memilih pemimpin bangsa yang mampu menjadikan bangsa Indonesia lebih baik lagi. Khususnya keterlibatan generasi muda sebagai penerus bangsa sangat diharapkan dalam hal ini.
Pada dasarnya, pesta demokrasi di Indonesia diselenggarakan dengan dasar hukum yang tercantum dalam pasal 22 E ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa pemilihan umum dilakukan setiap lima tahun sekali berdasarkan prinsip Luber-Jurdil yang berarti Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur, dan Adil. Sebagai salah satu prinsip demokrasi yaitu pemerintahan yang bersumber dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat, maka pemilihan umum dianggap sebagai perwujudan kedaulatan rakyat. Sebagai akibatnya, rakyat memiliki peranan yang sangat penting dalam pemiliham umum ini, sehingga masyarakat diharapkan dapat ikut serta mengontrol sistem pemerintah dan masyarakat memiki hak untuk memilih pemimpin bangsa sesuai dengan hati nurani mereka tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
Selama proses pemilihan, para pemimpin yang telah terpilih diharapkan dapat menyesuaikan rencana pembangunan yang telah dirancang sehingga dapat sesuai dengan rencana yang telah dibuat oleh pemimpin sebelumnya. Pada pemilihan tahun 2024, diperkirakan akan mengalami peningkatan dikarenakan pemilih pemula yang harus berusia minimal 17 tahun, dianggap sangat penting dalam menyukseskan pelaksanaan pemilu 2024. Namun, sebagai pemilih pemula yang belum terbiasa dengan pemilihan seperti ini harus mendapatkan pengarahan yang benar sehingga mereka dapat mengidentifikasi para calon pemimpin bangsa kedepannya.
Selain itu, perlu dilakukan sosialisasi kepada generasi muda terutama pemilih pemula agar menjadi pemilih yang cerdas dan memahami sifat, visi, tujuan dari calon pemimpin yang akan dipilihnya. Namun, hal yang paling penting untuk dilakukan sosialisasi adalah di tingkat sekolah. Pihak sekolah diharuskan menyediakan kurikulum yang lebih fokus pada pendidikan pemilih pemula atau pendidikan politik, sehingga anak-anak bisa memahami makna sebenarnya dari pemilihan umum karena mereka juga memiliki hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan. Ada kemungkinan bahwa penyebaran berita hoax dan kampanye hitam dapat menyebabkan kontestasi pemilu di Indonesia. Namun, hal itu sudah jelas dilarang karena dianggap menodai jalannya pemilihan umum karena menghasut lawan politiknya untuk melakukan kecurangan. Oleh karena itu, pemilih harus lebih berhati-hati dan cerdas dalam penggunaan media sosial. Mereka juga harus selalu memastikan bahwa informasi yang mereka terima benar-benar berasal dari lembaga yang dapat dipercaya.
Indonesia merupakan negara demokrasi yang menganggap para pemuda memiliki peran yang sangat penting sebagai Agen of Change untuk membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Jadi, pemuda Indonesia berfungsi sebagai penghubung antara masyarakat dan pemerintahan karena generasi muda dianggap mampu menyampaikan keluh kesah maupun aspirasi yang dirasakan oleh masyarakat Indonesia. Tidak hanya berpartisipasi sebagai pemilih, tetapi generasi muda juga diberikan kebebasan untuk berpartisipasi sebagai penyelenggara atau mencalonkan diri sebagai pemimpin negara. Kedua posisi inilah yang dapat menghasilkan manfaat yang signifikan karena suara generasi muda sangat berpengaruh untuk kelangsungan hidup bangsa Indonesia kedepannya. Para generasi muda diharapkan mampu berpartisipasi dalam menyuarakan hak-hak warga negara dan keluar dari zona nyaman mereka. Berikut ini adalah beberapa rekomendasi yang akan membantu Anda untuk menjadi pemilih yang cerdas:
Rekam Jejak Calon
Untuk menjadi pemilih yang cerdas, masyarakat diharapkan dapat melakukan rekam jejak terhadap semua calon yang akan dipilih dalam pemilu 2024, termasuk calon DPRD, DPD, DPR, presiden, dan wakil presiden. Dengan melakukan rekam jejak ini masyarakat Indonesia dapat mengevaluasi kemampuan dan kualitas setiap peserta pemilu yang akan mencalonkan diri.
Melihat Visi-Misi Calon
Setiap kandidat yang bersaing dalam pemilihan umum sudah pasti menebar janji-janji manis yang dibuat selama masa kempanye dengan harapan mereka akan mendapatkan suara dari masyarakat setempat. Sehingga sangat diharapkan agar masyarakat tidak mudah percaya dengan janji-janji tersebut. Sebaiknya, masyarakat melihat visi-misi dari masing-masing calon untuk menentukan apakah calon tersebut layak untuk dipilih sebagai pemimpin negara.
Mangikuti Informasi Pemilu
Sebelum pemilu berlangsung, masyarakat diharuskan rajin mencari informasi sebanyak mungkin dari berbagai sumber yang dapat dipercaya untuk memahami proses, peraturan, dan informasi umum tentang pemilu yang akan membantu mereka dalam membuat keputusan yang tepat.
Jangan Mudah Terpengaruh Berita Hoax
Penyebaran berita hoax selama masa kampanye dapat menimbulkan perpecahan dan memicu terjadinya konflik antar kelompok masyarakat yang dapat membahayakan stabilitas dan keamanan pemilu. Sehingga masyarakat harus bisa memilah dan memilih informasi yang benar dan dapat dipercaya.
Bersikap Objektif, Kritis, dan Cerdas
Ketika pemilihan umum berlangsung tidak sedikit masyarakat yang tersulut emosi ketika mendengar tuduhan yang tidak mendasar. Untuk menjadi pemiilih yang cerdas kita bisa melakukan beberapa peninjauan dengan melihat secara kritis masalah politik yang terjadi, mempertimbangkan fakta yang ada, dan membuat keputusan yang tepat.
POST TEBARU
- Kegiatan Magang Sebagai Sarana Meningkatkan Soft Skill Mahasiswa
- Teknologi Merambah PAUD, PKBM Berantas Buta Aksara
- Komunitas Sosial Pemuda Sebagai Pendekatan Dalam Mewujudkan SDGS Pilar 12 & 13
- KEBANGGAAN MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA MAGANG DI LPPOM MUI D.I. YOGYAKARTA
- Kontribusi Mahasiswa Magang dalam Meningkatkan Kualitas Layanan Pendidikan Melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota