Secara sederhana parenting adalah ilmu yang berkaitan dengan pola pengasuhan anak. Ilmu parenting merupakan sebuah hal mendasar yang wajib diketahui dengan baik oleh para orang tua. Untuk membentuk karakter anak mulai sejak dini. Karena orang tua akan selalu menjadi contoh bagi anaknya. Sehingga pola asuh anak yang diterapkan akan sangat berpengaruh bagi tumbuh kembang mereka.
     Parenting dapat diterapkan dengan hal sederhana seperti mengajak anak untuk ikut terlibat dalam kegiatan sehari-hari. Misalnya menyapu, mencuci piring, merapikan tempat tidur, memasak, dan sebagainya. Dari sini pelan-pelan anak dikenalkan dengan pekerjaan rumah sehingga kelak dia akan tumbuh menjadi pribadi yang mandiri. Selain itu, orang tua bisa mengajak anaknya untuk rekreasi keluarga yang memiliki nilai edukasi tinggi tetapi terasa menyenangkan.   
    Selanjutnya, orang tua dapat mengajak anak untuk bermain dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Tujuannya agar anak dapat bergaul di tengah masyarakat tidak tumbuh menjadi orang individualis. Anak juga harus dibiasakan berperilaku sopan terhadap orang lain seperti menyapa orang lain, murah senyum, tidak sombong, dan saling tolong-menolong. Pasalnya saat ini banyak generasi muda yang bersikap acuh tak acuh dengan orang di sekitarnya. Sehingga sangat penting untuk mendidik anak berinteraksi sosial dengan masyarakat. 
     Ada beberapa jenis parenting yang sering diterapkan orang tua. Pertama, Authoritan Parenting dimana orang tua bersikap memerintah. Dengan kata lain orang tua merasa paling benar dan si anak harus mengikuti semua perintahnya tanpa terkecuali. Pola asuh semacam ini kurang baik untuk diterapkan. Karena akan berdampak buruk bagi anak. Bahkan berpotensi membuat anak ini menjadi benci atau tidak suka terhadap orang tuanya karena selalu diperintah ini itu. 
     Kedua, Authoritative Parenting yang merupakan kebalikan dari yang pertama karena disini orang tua mendukung sepenuhnya keputusan anak. Meskipun, mendukung keputusan anak tetapi orang tua juga akan memberi nasihat untuk mengarahkan keputusan yang diambil. Pola asuh seperti ini akan membuat anak merasa lebih nyaman karena sejatinya anak tidak suka dipaksa. Anak-anak yang dibesarkan dengan pola seperti ini kemungkinan besar akan menjadi sukses dan memiliki pribadi yang baik saat dewasa. 
      Ketiga, Indulgent Parenting adalah orang tua bersikap permisif dan selalu menuruti keinginan anaknya. Akibatnya, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang manja dan memiliki perilaku yang kurang baik. Karena tidak terbiasa mengikuti aturan dan merasa dirinya adalah raja sehingga apapun yang ia inginkan harus didapat dengan segala cara. Keempat, Neglectful Parenting adalah orang tua yang jarang bahkan tidak pernah terlibat dalam pengasuhan anak. Biasanya orang tua sibuk berkerja sehingga tidak sempat mengasuh anaknya. Hal ini menyebabkan jarak diantara keduanya sehingga anak merasa diabaikan dan merasa kurang kasih sayang. 
     Dari keempat pola asuh tersebut para orang tua dapat menentukan mana yang paling sesuai untuk diterapkan kepada anaknya. Karena setiap anak memiliki karakter yang berbeda-beda sehingga orang tua harus pandai-pandai memilih pola asuh yang benar agar tidak berdampak buruk bagi psikis dan mental anak. Pola pengasuhan yang baik juga akan berdampak positif bagi masyarakat sekitar. Anak akan dipandang baik di mata masyarakat karena kepribadiaannya. Sebaliknya jika anak salah asuhan akan menjadi buah bibir masyarakat.
     Selain itu, parenting sangat berpengaruh terhadap prestasi anak baik di bidang akademis maupun non-akademis. Pola asuh orang tua yang baik dan benar akan membuat anak menjadi pribadi yang baik pula. Oleh karena itu, anak dalam belajar akan bersemangat dan bersungguh-sungguh serta haus akan pendidikan. Anak yang mendapatkan pola asuh benar akan cenderung ambisius, tekun, ulet, dan bekerja keras untuk mendapat keinginannya. Sehingga pola asuh orang tua sangat menentukan masa depan anaknya. 
     Parenting merupakan hal yang sangat mempengaruhi anak terutama dalam hal pendidikan. Apabila sejak kecil anak sudah diedukasi mengenai pentinya pendidikan bagi kehidupannya nanti. Pasti saat dewasa si anak juga anak berusaha keras untuk dapat berpendidikan tinggi. Lain halnya dengan orang tua yang acuh tak acuh dengan anaknya mereka akan merasa bodo amat dengan pendidikan mereka. Sehingga anak pun akan merasa bahwa pendidikan tidak terlalu penting dan malas belajar bahkan tidak mau sekolah. 
      Orang  tua memegang kendali besar bagi masa depan anaknya, maka orang tua juga harus menjadi orang tua yang pintar. Pintar dalam arti tidak harus sarjana, tetapi harus pintar dalam mendidik anaknya. Karena orang tua merupakan guru pertama bagi anak-anaknya. Jadi orang tua harus memiliki pengetahuan yang luas mengenai parenting agar dapat memilih pola asuh yang tepat. Selain itu, orang tua juga harus dapat mengenali karakter anak dan mengetahui apa yang dibutuhkannya, apa yang baik untuknya, apa yang buruk untuknya. 
     Dengan demikian, orang tua dapat menerapkan parenting yang sesuai dengan kebutuhan psikis dan mental anaknya. Walaupun, ada banyak faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak selain parenting seperti lingkungan, pergaulan, dan masih banyak lagi. Setidaknya dengan parenting yang diterapkan dengan baik oleh orang tua akan membuat anak memiliki karakter yang kuat. Sehingga ia dapat menyesuaikan diri dimanapun dan tidak mudah terpengaruh oleh hal buruk yang ada disekitarnya.
     Namun, perlu diingat bahwa ilmu parenting bukan hanya berhubungan dengan pola pengasuhan anak saja. Melainkan tentang kepribadian orang tua yang melekat pada dirinya yang akan selalu menjadi panutan bagi anak-anaknya. Mulai dari cara berbicara, cara bekerja, sampai cara memperlakukan anaknya. Jadi, para orang tua harus terus belajar untuk menjadi orang tua yang baik bagi anaknya.

 

Koran : Mata Banua 

Link : https://matabanua.co.id/2021/09/06/e-paper-harian-pagi-mata-banua-senin-6-september-2021/