Inilah Bekal Penting Santri di Era Globalisasi
Tanggal : 25 Oct 2022
Ditulis oleh : ANNISA ZULFANIA
Disukai oleh : 0 Orang
Inilah Bekal Penting Santri di Era Globalisasi
Oleh: Annisa Zulfainia
Mahasiswa Pendidikan Kimia
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Santri millennial, begitulah sebutan yang dewasa ini sering terdengar mengenai julukan santri di era globalisasi ini. Arus globalisasi memang tak dapat dipungkiri lagi. Perubahan yang terjadi begitu pesat membuat kita harus tetap bijak dalam menyikapinya. Terutama sikap dan peran santri milenial dalam membangun negeri ini. Karena jika tidak, zaman akan menggerus dan menghancurkan tanpa menyentuh.
Dahulu kala, santri memanglah hanya terfokus mengenai perihal agama saja. Selain itu, penyaluran kepada masyarakat masih dengan ciri khas metode tradisionalnya. Sehingga timbullah suatu pandangan masyarakat mengenai santri dimana image yang terkenal terhadap santri adalah bahwasanya santri hanya mengurusi agama saja. Namun, tidak memberikan pengaruh dan kontribusi dalam bidang politik, ekonomi, dan teknologi.
Jika hal itu tetap dipertahankan, maka santri akan kalah dengan misionaris dan akan kalah dengan orang-orang yang ingin menghancurkan agama dan bangsa walaupun berdalih dengan agama. Oleh karena itu peranan santri sangatlah dibutuhkan, dan santri juga harus bisa mengimbanginya dengan bersikap moderat.
Sebagaimana yang telah kita ketahui, bahwa santri adalah penerus para ulama, dan santri adalah pahlawan kemerdekaan Indonesia. Jadi, sudah sewajarnya dan seharusnya santri tetap berperan aktif untuk mempertahankan agama dan terus berperan aktif dalam kemajuan negara.
Apabila santri hanya menggali ilmu agama saja dan menyampingkan ilmu-ilmu umum bisa jadi dalam tatanan kehidupan bermasyarakat nanti akan diisi oleh orang-orang yang zalim. Dari pejabat, pengusaha, pegawai, petani, dan yang lainnya.
Santri harus melek teknologi, untuk membendung paham-paham yang akan merusak negara dan citra agama. Dengan selalu membuat, menshare dan membendung konten-konten yang bisa merusak negara dan agama. Sesuai dengan jargon atau istilah yang masyhur di kalangan Nahdlatul Ulama yang artinya “Menjaga warisan lama yang baik dan mengambil baru yang lebih baik.“
Disamping kepiawaian dalam beragama, santri juga harus memiliki bekal yang cukup untuk dapat bersinergi dengan globalisasi. Adapun bekal penting santri milenial di era globalisasi ini, diantaranya pertama, ialah keterampilan digital. Kecakapan digital itu menjadi hal penting berkaitan dengan kondisi saat ini yakni munculnya ekosistem digital, dakwah millennial, dan konten populer. Keterampilan digital atau biasa dikenal dengan digital skills merupakan suatu kemampuan seseorang dalam memahami, mengoperasikan, menggunakan, dan memanfaatkan teknologi untuk mengakses dan mengelola informasi. Digital skill yang dibutuhkan antara lain analisis data, programmer, desain, dan digital marketing. Pemahaman akan budaya digital menghindarkan kita dari kecenderungan terbawa arus digitalisasi yang negatif (Sahid, 2022).
Kedua, di era milenial ini santri harus bisa berdiri di atas keteguhan dan keistiqomahan dalam memegang prinsip dan karakteristik santri. Maraknya kenakalan remaja, kasus kriminal, dan merosotnya moral para pelajar di Indonesia yang diakibatkan kurangnya pendidikan berbasis karakter seharusnya tidak dialami oleh santri. Karena seperti yang kita ketahui sudah banyak masalah di zaman sekarang ini baik sosial maupun pribadi masyarakat itu sendiri. Jadi, santri harus dapat bangkit menjadi agent of change (gerakan perubahan) bagi negara. Guna agar negara dapat lebih maju dan juga santri milenial dapat lebih semangat di era digital ini (Isna, 2022)
Ketiga, santri harus memiliki kecerdasan intelektual yang tinggi dan daya nalar kritis dalam menyikapi setiap persoalan yang ada. Dalam konteks ini, keilmuan santri harus mampu menyesuaikan dengan keadaan zaman, sehingga tidak lagi dibatasi dengan dikotomi antara keilmuan dunia dan keilmuan akhirat. Santri harus bisa menguasai berbagai bidang keilmuan yang mampu mengantarkan kemenangan di dunia dan akhirat (Isna, 2022)
Disamping itu memang suatu keniscayaan bahwa ilmu agama dan pengetahuan memiliki peran yang sangat penting. Namun tidak berhenti disitu saja, tentunya harus diimbangi juga dengan amal perbuatan yang baik. Oleh karena itu, sebagai seorang santri yang sudah dikenal memiliki perilaku yang baik, sopan, dan santun. Harus memberikan contoh di lingkungan masyarakat maupun berbangsa dan bernegara tentang bagaimana berperilaku dengan adab yang baik. Terutama di era milenial seperti sekarang ini, banyak orang yang tidak mementingkan tentang adab perilaku dalam kehidupan mereka.
Dalam rangka menghadapi globalisasi ini kita butuh kepada sosok yang mampu mengingatkan kita kepada agama Islam agar tidak terlena dan lalai dalam melaksanakan setiap kegiatan. Dalam hal ini peran ulama dan para santri lah yang menjadi sosok utama. Lebih-lebih, dalam menyebarkan agama Islam. Dan mereka juga seorang pewaris nabi dalam menyebarkan agama Islam ini. Sebagaimana dalam hadits Rasulullah SAW, yang artinya, ulama itu merupakan pewaris para nabi (HR. At-Tirmidzi).
Hadits tersebut menyatakan bahwa pentingnya peran ulama dan ia merupakan perpanjangan tangan kanan nabi dalam menyebarkan agama islam. Dari sini kini tahu bahwa peran santri dalam menghadapi globalisasi ini sangat penting. Karena mereka merupakan orang yang dididik dan diajarkan tentang agama Islam dan pengetahuan umum. Namun perbedaannya dengan yang lain, para santri memiliki bekal dan akidah yang kuat dan menjadi penerus para ulama. Dan mereka dituntut untuk memberikan contoh yang baik dan mengajak orang lain kepada kebenaran sebagaimana perannya ulama di tengah masyarakat (Shafrul, 2016).
Dengan berbekal pengetahuan dan skill tersebut yang memadai diharapkan santri dapat turut berperan aktif dalam kemajuan negara ini. Kemudian, selain berguna bagi agama juga dapat menjadi agent of chance bagi bangsa Indonesia.
https://m.harianmomentum.com/read/44209/harian-momentum-edisi-25-oktober-2022
POST TEBARU
- Penerjunan Magang Mahasiswa Pendidikan Kimia di Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-Obatan, dan Kosmetik (LPPOM) MUI DIY
- Mengabdi kepada Lingkungan: Refleksi Magang di Balai Laboratorium Lingkungan DLHK DIY
- Melacak Jejak Deterjen di Sungai Yogyakarta: Sebuah Pengalaman Magang yang Membuka Mata
- Kurikulum Merdeka: Harapan Baru untuk Pendidikan Indonesia
- Clean Water, Bright Future: Mahasiswa Pendidikan Kimia Teliti Kualitas Air Kota Yogyakarta