Integritas Teknologi Kunci Katalisator Pendidikan Kimia

Tanggal : 31 Jul 2024

Ditulis oleh : DWI ROHMAH STIYA

Disukai oleh : 0 Orang

Pendidikan merupakan landasan utama dari kemajuan suatu bangsa. Di zaman yang berkembang pesat seperti zaman sekarang teknologi  semakin meresap ke dalam kehidupan sehari-hari, sehingga pendidikan tidak bisa lagi memisahkan diri dari pengaruhnya. Salah satu disiplin ilmu yang merasakan dampak besar dari kemajuan teknologi adalah kimia. Perkembangan teknologi pendidikan tidak terlepas dari perkembangan perangkat keras komunikasi seperti televisi, radio, video, tape recorder, dan komputer (Ali, 2016). Perangkat teknologi komunikasi ini awalnya ditujukan untuk komunikasi massa dan hiburan. Integrasi teknologi dalam pembelajaran kimia telah membuka gerbang menuju pengalaman belajar yang lebih interaktif, inklusif, dan relevan bagi siswa. Terlebih lagi, hampir semua orang dari berbagai umur telah memiliki kemampuan mengintegrasikan teknologi dalam kehidupan sehari harinya. Contoh sederhananya penggunaan smartphone baik untuk media informasi maupun media pembelajaran bagi siswa yang masih mengenyam pendidikan. Pada pembahasan ini akan menjelaskan bagaimana teknologi menjadi katalisator dalam mengubah paradigma pengajaran kimia, menyediakan aksesibilitas materi pembelajaran yang lebih luas, memberi ruang untuk personalisasi pembelajaran, serta membawa pengalaman dunia nyata ke dalam kelas.

 

Integrasi teknologi pada pembelajaran kimia membawa perubahan pada pembelajaran kimia yang sebelumnya terpusatkah pada pembelajaran berkonsep hafalan dan juga terpusat pada modul ajar sehingga menimbulkan beberapa kekurangan seperti siswa yang kurang aktif dalam sebuah pembelajaran ataupun mereka yang kurang bisa merepresentasikan tentang materi yang mereka dapatkan. Kehadiran teknologi dalam Pembelajaran Interaktif, perangkat lunak, aplikasi, dan platform daring telah mengubah cara siswa memahami konsep kimia yang kompleks. Melalui simulasi interaktif, visualisasi tiga dimensi, dan eksperimen virtual, siswa dapat menjelajahi dunia kimia tanpa terbatas oleh batasan ruang atau waktu. Misalnya, hadir aplikasi simulasi reaksi kimia seperti, platform web Phet, Lab Simulator, dsb. Memungkinkan siswa untuk dapat merealisasikan suatu percobaan kimia atau percobaan sederhana pembelajaran lain tanpa perlu khawatir akan kecelakaan atau pemborosan bahan kimia dengan visualisasi seperti yang sebenarnya. Hal ini tidak hanya meningkatkan keselamatan dalam pembelajaran, tetapi juga membuka pintu bagi eksplorasi yang lebih bebas dan kreatif.

 

Dalam perkembangannya teknologi juga telah mengubah cara kita mengakses informasi, termasuk dalam konteks pendidikan kimia. Sumber daya online seperti video pembelajaran online, e- book, dan platform pembelajaran terbuka telah menyediakan aksesibilitas materi pembelajaran yang lebih luas bagi siswa dari berbagai latar belakang. Pemberian latihan soal pada siswa dengan terintegrasi teknologi juga dapat menghasilkan kualitas soal dan juga visual yang lebih baik daripada latihan soal. Sebelum adanya integrasi teknologi yang memiliki tampilan monoton dan juga soal yang kurang interaktif. Keberadaan integrasi teknologi dalam pembelajaran kimia untuk lembar kerja siswa dapat diterapkan dengan mengakses berbagai platform web seperti; Quizziz, Kahoot, Wizer , Google Site dst. Platform tersebut bukan hanya memberikan energi positif bagi siswa namun juga lebih memacu semangat bagi tenaga didik untuk lebih kreatif. Penggunaan buku teks fisik atau akses ke laboratorium terkadang dirasa mahal, siswa sekarang dapat mengakses materi pembelajaran yang berkualitas dengan mudah melalui internet. Teknologi mampu mendemokratisasi Akses ke Materi Pembelajaran. Hal ini sangat penting untuk mengatasi ketimpangan akses terhadap pendidikan dan memastikan bahwa setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk belajar kimia.

 

Pembelajaran kimia dengan metode klasik dilakukan dengan menggunakan penyampaian yang terfokus pada materi yang diberikan, bukan kepada siswanya. Oleh karena itu, salah satu keunggulan utama teknologi dalam pendidikan adalah kemampuannya untuk menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan individu siswa. Melalui analisis data pembelajaran, platform pembelajaran dapat memberikan umpan balik yang spesifik dan rekomendasi konten yang disesuaikan dengan tingkat pemahaman dan gaya belajar masing-masing siswa. Sebagai contoh, sistem

 

 

penilaian adaptif dapat memberikan latihan tambahan kepada siswa yang membutuhkan bantuan tambahan, sementara siswa yang sudah menguasai materi dapat diarahkan ke tugas yang lebih menantang. Pembelajaran kimia tidak hanya dilakukan terbatas disekolah, siswa juga dapat mengakses aplikasi pembelajaran adaptif seperti aplikasi Ruang Guru, Zenius, Pahamify, dsb. Dengan cara ini, teknologi memungkinkan pembelajaran yang lebih efisien dan efektif, meningkatkan prestasi akademik siswa secara keseluruhan. Namun sayangnya, beberapa platform tersebut masih berbayar dan hanya dapat digunakan dengan syarat berlangganan terlebih dahulu. Selain itu tantangan yang muncul dapat berasal dari individu siswa itu sendiri. Hal itu menyangkut minat siswa dalam memanfaatkan smartphone atau teknologi yang mereka miliki untuk belajar atau malah memilih untuk menggunakannya untuk hal lain yang justru mengganggu konsentrasi belajar.

 

Pengembangan teknologi pendidikan kimia terus dilakukan sebagai upaya memberikan kemudahan dan kesan bagi siswa dan tenaga didik. Dengan kemajuan teknologi realitas virtual (VR) dan realitas tambahan (AR), pengalaman belajar kimia dapat ditingkatkan dengan membawa dunia nyata ke dalam kelas. Karena, tidak semua lembaga pendidikan memiliki fasilitas memadai untuk proses pembelajaran kimia, terutama bidang praktikum. Melalui aplikasi Augmented Reality (AR), siswa dapat melihat molekul dan struktur kimia secara langsung di ruang kelas mereka, memungkinkan mereka untuk memvisualisasikan konsep-konsep abstrak dengan lebih nyata. Di sisi lain, teknologi Virtual Reality (VR) memungkinkan siswa untuk melakukan eksperimen kimia tanpa risiko fisik yang terkait dengan laboratorium tradisional. Ini tidak hanya membuat pembelajaran lebih aman, tetapi juga lebih menarik dan menantang bagi siswa. Pada tahun 2023 teknologi VR ini telah banyak dikembangkan oleh berbagai institusi. Tercatat FKIP UKI Jakarta merupakan salah satu kampus yang saat ini tengah mengembangkan teknologi VR untuk praktik laboratorium kimia. Selain itu salah satu contoh integrasi teknologi yang dilakukan oleh Institut Sains dan Teknologi Terpadu Surabaya (STTS) adalah membangun sistem pembelajaran baru yang mengajarkan ilmu kimia kepada siswa SMA yang menggunakan teknologi Virtual Reality (VR). Sistem pembelajaran ini merupakan proyek riset yang dikerjakan oleh STTS dan Universitas Negeri Semarang (UNS). Siswa SMA akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang kimia dan dapat belajar sesuai kemampuan mereka dengan sistem pembelajaran kimia VR ini.  Elene mengatakan bahwa, siswa akan dapat bermain merangkai senyawa kimia dengan menggunakan aplikasi sesuai dengan tingkat kemampuan mereka. Sehingga jika proses pembelajaran dikelas guru tidak hanya menjelaskan saja. Aplikasi VR ini memberi siswa kesempatan untuk bermain sambil belajar sesuai dengan kemampuan mereka. Mereka tidak perlu membayangkan komponen rangkaian kimianya.

 

Teknologi tidak hanya memungkinkan pembelajaran individual yang lebih baik, tetapi juga memfasilitasi kolaborasi antara siswa, guru, dan ahli kimia dari seluruh dunia. Melalui forum diskusi online, proyek kolaboratif, dan platform pembelajaran berbasis komunitas, siswa dapat berbagi pengetahuan, pengalaman, dan ide-ide mereka dengan orang lain yang memiliki minat yang sama. Ini tidak hanya memperluas wawasan siswa tentang kimia, tetapi juga membantu mereka mengembangkan keterampilan sosial dan kolaboratif yang penting dalam dunia yang semakin terhubung saat ini. Dengan mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran kimia, kita tidak hanya membuka pintu menuju pengalaman belajar yang lebih interaktif dan inklusif, tetapi juga mempersiapkan generasi masa depan untuk menghadapi tantangan yang kompleks dalam ilmu kimia. Penting bagi pendidik, pembuat kebijakan, dan praktisi pendidikan untuk terus berinovasi dan memanfaatkan potensi teknologi dalam memajukan pendidikan kimia demi kesejahteraan masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan.

 

 




POST TERKAIT

POST TEBARU