Meng-upgrade Motivasi Belajar Anak Remaja

Tanggal : 04 Apr 2022

Ditulis oleh : ISTIKOMAH YULFA AGUSTIN

Disukai oleh : 0 Orang

Masa remaja menurut WHO berada pada retang usia 10-19 tahun. Pada masa ini anak akan mengalami berbagai perubahan baik secara fisik maupun psikis. Perubahan fisik dan juga psikis anak akan membuat beberapa hal turut berubah, salah satunya kondisi emosional anak. Menurut hasil penelitian WHO menunjukkan bahwa 1 dari 5 anak yang berusia kurang dari 16 tahun mengalami masalah mental emosional.

Masalah emosi remaja yang umum terjadi adalah  kontrol emosi yang kurang baik. Kurangnya kemampuan mengendalikan diri ini akan membuat mereka sering kali merasakan marah secara berlebihan. Selain itu anak pada usia remaja belum memiliki penganggan yang teguh sehingga mereka akan mudah terbawa oleh lingkungannya.

Tentu jika lingkungan tempat bersosialisasi anak baik, anak akan turut terbawa ke arus yang baik. Tetapi pada kenyataanya saat ini banyak lingkungan-lingkungan yang membawa anak ke pergaulan yang mengarah ke hal yang merugikan. Jika hal ini terus menerus terjadi maka motivasi anak dalam belajar akan ikut terganggu karena anak akan lebih fokus terhadap kesenangan yang diperolehnya dari lingkungan tersebut.

Oleh karena itu pada masa remaja ini orang tua harus bisa menempatkan diri sebagai teman dan juga pendamping. Jika anak nyaman bercerita dengan orang tua maka orang tua akan lebih memahami pergaulan anak diluar rumah, sehingga orang tua mampu mengkontrol pergaulan anak dengan baik. Orang tua juga bisa mengupayakan untuk meningkatkan motivasi belajar anak.

Meningkatkan motivasi belajar anak dapat dilakukkan melalui berbagai cara sesuai dengan pribadi anak masing-masing. Cara yang bisa dilakukkan antara lain menanamkan mindset kepada anak agar selalu berfikir postif terhadap cita-citanya. Jika anak memiliki pemikiran mampu meraih cita-citanya anak akan memiliki semangat belajar untuk mewujudkan hal tersebut.

Orang tua juga bisa memberikan sebuah reward untuk pencapaian belajar yang diraih anak. Reward ini akan menimbulkan anak merasa dihargai atas segala yang sudah dia lakukkan. Setelahnya anak akan terus berusaha agar pencapaian kedepannya lebih baik lagi.

Anak juga memperlukan waktu luang orang tua untuk mengeluhkan segala permasalahannya. Salah satunya masalahnya disekolah. Lingkungan sekolah yang tidak selamanya sehat akan mempengaruhi proses belajar anak. Jika anak mengutarakan ketidaknyamananya tersebut kepada orang tua kemudian diberikan sebuah nasihat untuk memperbaiki hal tersebut maka anak akan lebih percaya diri untuk menghadapi berbagai kondisi lingkungan sekolah.

Dampingan orang tua dalam belajar di rumah juga akan memberikan pengaruh positif terhadap motivasi belajar anak. Jika merasa diperhatikan saat belajar anak akan lebih menyukai hal tersebut. Belajar di rumah pun menjadi lebih menyenangkan.

Kondisi mental anak juga harus diperhatikan. Seringkali anak mengalami kondisi mental yang kurang baik. Kondisi ini akan berpengaruh terhadap motivasi belajar anak. Motivasi belajar akan menurun jika anak merasakan tertekan terhadap sesuatu. Oleh karena itu orang tua harus mulai memperhatikan kesehatan mental anak agar dapat memberikan bantuan secepat mungkin.

Motivasi belajar anak harus ditanamkan sedini mungkin dan selalu ditumbuhkan setiap harinya. Motivasi belajar sangat berpengaruh terhadap hasil belajar anak. Hasil belajar yang baik mengindikasikan bahwa tujuan dari pembelajaran tercapai. Oleh karena itu penting sekali peran dari motivasi belajar untuk mencapai kesuksesan belajar dan proses untuk meraih cita-cita.




POST TERKAIT

POST TEBARU