Pentingnya Metode Belajar Praktikum dalam Pembelajaran Kimia yang Mampu Membangkitkan Rasa Keingin Tahuan Siswa
Tanggal : 01 Aug 2024
Ditulis oleh : NOER FITRI DEWI MUHSINI
Disukai oleh : 1 Orang

Ilmu kimia memiliki potensi untuk meningkatkan kreativitas dan kemampuan berpikir peserta didik, hal ini menjadikan ilmu kimia sebagai mata pelajaran yang begitu penting untuk diberikan kepada peserta didik. Akan tetapi hal tersebut tidak semudah yang dibayangkan, karena kenyataannya masih banyak siswa yang tidak menyukai pelajaran kimia atau mengalami kesulitan dalam memahami pembelajaran kimia. Kesulitan siswa dalam memahami pembelajaran kimia dikarenakan konsep abstrak dan kompleks yang ada dalam pembelajaran kimia memerlukan pemahaman yang mendalam. Pelajaran kimia merupakan mata pelajaran yang kebanyakan tidak disenangi oleh peserta didik, dikarenakan mata pelajaran ini membosankan dan sangat sulit untuk dipahami oleh beberapa peserta didik. Hal yang menyebabkan peserta didik sangat sulit pembelajaran kimia yaitu karena mereka tidak tahu cara belajarnya, kesulitan menghubungkan konsep yang satu dengan yang lainnya, serta dalam pembelajaran kimia sangat diperlukan kemampuan dalam berlogika, matematika, dan berbahasa. Selain itu, siswa juga cenderung menjadi malas belajar kimia karena mereka sudah menanamkan pada diri mereka bahwa kimia itu sulit. Hal tersebutlah yang mendorong para siswa ini tidak menyukai mata pelajaran kimia. Maka dari itu diperlukan metode pembelajaran kimia yang dapat menarik kembali perhatian peserta didik salah satunya menggunakan metode praktikum.
Kimia merupakan ilmu yang belajar tentang fenomena-fenomena khas yang terjadi di dalam materi dan semuanya yang saling berkaitan dengan materi, seperti komposisi, struktur, sifat, perubahan, dinamika, energi, dan lain-lain, dari skala mikro hingga makro yang terdapat pada lingkungan disekitar kita. Dalam kimia, ada dua hal yang saling berkaitan antara lain kimia sebagai suatu produk yang berisi kumpulan ilmu yang terdiri dari fakta, prinsip, konsep, teori, dan asas kimia, serta kimia sebagai suatu proses yang disertai keterampilan dan sikap yang dimiliki oleh para ilmuwan untuk mendapatkan dan memperluas pengetahuan kimianya. Kimia termasuk mata pelajaran wajib di Sekolah Menengah Atas. Subagia (2014) mengemukakan bahwa meskipun pembelajaran kimia belum sepenuhnya berbasis pada pendekatan saintifik yang melibatkan metode ilmiah, sikap ilmiah, dan keterampilan ilmiah, namun proses belajar mengajar kimia di sekolah menengah masih bertumpu pada penghafalan penamaan bahan kimia dan rumus-rumus kimia yang teoritis atau sangat tekstual. Karena ada beberapa seorang guru kelas kimia hanya memberikan informasi materi, contoh dari materi, dan soal latihan, sehingga fokus pembelajaran kimia rata-rata terletak pada perhitungan kimia dibandingkan dengan pembelajaran konsep kimia. Selain itu kimia merupakan ilmu yang didasarkan pada teori dan eksperimen. Oleh karena itu, dalam mengevaluasi dan mempelajari kimia harus teliti dalam memperhatikan sifat-sifat kimia sebagai suatu produk dan proses. Dari karakteristik ilmu kimia tersebut, laboratorium tidak dapat dipisahkan dari pembelajaran kimia. Jika proses pembelajaran kimia hanya terfokus pada teori tanpa praktek, cenderung membosankan dan tidak menarik, dan pada akhirnya siswa akan menganggap belajar kimia itu sulit (Anggraini, Nurhamidah, & Rohiat, 2022). Oleh karena itu, perlu adanya sinkronisasi pembelajaran teori dan praktik khususnya pada kelas kimia SMA.
Berdasarkan hakikatnya, praktikum adalah suatu bentuk proses belajar mengajar yang memiliki tujuan untuk meningkatkan pemahaman materi yang diterapkan. Melalui kegiatan mandiri yang terbimbing dan pemanfaatan ruang praktikum secara maksimal dengan menyeluruh dalam sistem penerapan praktikum diharapkan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik (Sadjati & Pepi, 2013). Kegiatan praktikum langsung dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar kimia karena pengamatan langsung terhadap gejala atau proses kimia, hal ini melatih pemikiran ilmiah siswa serta dapat ditanamkannya dan dikembangkannya sikap ilmiah siswa tersebut. Kegiatan praktikum langsung memudahkan peserta didik memahami konsep dan mengingat apa yang mereka pelajari. Hal ini dapat dijadikan cara untuk pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Kegiatan praktikum langsung dapat memotivasi siswa untuk belajar kimia. Melalui kegiatan laboratorium siswa mendapat kesempatan untuk memenuhi rasa ingin tahu dan keinginannya untuk mengetahuinya. Prinsip ini membantu siswa menemukan informasi melalui penelitian. Dalam praktiknya, siswa dilatih untuk mengembangkan keterampilan eksperimental. Dengan melakukan eksperimen, siswa dilatih untuk melakukan pengamatan secara cermat, mengukur secara akurat dengan alat ukur, menangani dan menggunakan alat dengan aman, merencanakan, melaksanakan, dan menafsirkan eksperimen. Praktek merupakan sarana pembelajaran dengan pendekatan saintifik.
Berdasarkan penelitian (Jannah & Refelita, 2023), dimana mereka menggunakan kelas eksperimen, yaitu kelas XI MIPA 3 – MIPA 5 untuk melihat pengaruh dari model belajar praktikum terhadap keterampilan praktikum siswa pada materi koloid. Sebelum dilakukan praktikum, awalnya mereka memberikan pre-test yang digunakan untuk mengukur sejauh mana siswa memahami materi koloid. Setelah dilakukannya pre-test, didapatkan hasil rata-rata pre-test kelas XI MIPA 3 sebesar 33,01; pada kelas XI MIPA 4 didapatkan sebesar 36.03; sedangkan pada kelas XI MIPA 5 didapatkan rata-rata 37,06. Dari perolehan rata-rata nilai tersebut masih dianggap rendah yang memiliki kemampuan dalam materi koloid tersebut. Sedangkan setelah dilakukan proses belajar mengajar dengan metode praktikum pada materi koloid, kemudian siswa diberikan post-tes didapatkan nilai rata-rata kemampuan siswa dalam materi koloid pada kelas XI MIPA 3 yaitu 72,54; sedangkan XI MIPA 4 mendapatkan rata-rata yaitu 71,43; dan XI MIPA 5 mendapatkan rata-rata sebesar 72,7. Berdasarkan data tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa metode praktikum dalam belajar kimia sangat penting agar menciptakan suasana kelas yang tidak membosankan dan mampu membuat siswa belajar dengan senang hati sehingga siswa dapat menerima materi pembeajaran dengan baik.
Peran guru disini sangat diperlukan dalam pembelajaran kimia yang bertujuan agar siswa mau belajar kimia dengan senang hati. Guru disini bukan hanya memberikan materi di dalam kelas dengan cara ceramah, akan tetapi disini guru harus berpikir bagaimana cara menciptakan kelas yang menyenangkan agar murid belajar dengan semangat. Salah satunya dengan metode praktikum, dimana siswa lebih banyak yang paham menggunakan pembelajaran dengan metode tersebut. Dengan adanya hal ini, mampu mengurangi rasa tidak kesukaan siswa pada mata pelajaran kimia yang dimana kimia ini terdapat dalam kehidupan sehari-hari. Terdapat hubungan yang saling terhubung antara praktikum dan materi kimia yang mampu meningkatkan pemahaman, pengetahuan dan keterampilan sehingga anggapan siswa tentang kimia itu sulit adalah salah. Oleh karena itu, metode belajar ini dapat meningkatkan motivasi belajar, kemampuan berpikir kritis, kemampuan berpikir kreatif, dan hasil belajar siswa. Selain itu, siswa akan dilatih agar bekerja secara ilmiah layaknya seorang ilmuwan. Dengan cara ini ilmu yang didapat akan bertahan lebih lama. Selain itu, siswa dapat menguasai tahapan-tahapan yang telah ditentukan.