Menerapkan potensi,Bakat,dan Minat di Pesantren

Tanggal : 07 Dec 2022

Ditulis oleh : ENNI RIYAN HASNI

Disukai oleh : 0 Orang

Dua tahun yang lalu si C lulus dari salah satu favorit Pondok Pesantren Modern Al-Hasyimiyah Darul Ulum. Namun, dia tidak ingin melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi karena si C yakin atas apa pengalaman nya di dunia pesantren selama ini bisa hidup di manapun berada. Beberapa hari kemudian si C memberanikan diri untuk melamar pekerjaan sebagai ustad di Pondok Pesantren Modern Al Hasyimiyah Darul Ulum di Sumatera Utara. 

Dengan berbagai tes yang dilakukannya untuk menemukan pekerjaan ini dia yakin bahwa dia pasti ada bekal. Setelah satu minggu dia menerima panggilan dari pondok pesantren sebagai ustad. Selama 7 tahun dia tidak sia-sia belajar di dunia pesantren. Mengingat di pesantren dia diajarkan mengaji, tata krama yang baik dan sopan, berbagai ekstrakurikuler seperti, olahraga, seni, dan membuat hal yang baru di luar nalar pikirannya. Kisah nyata ini mungkin hanyalah salah satu contoh dari ribuan kisah dimana harus menerapkan potensi, bakat, dan minat. Pesantren untuk membantu dimana titik kemampuan nya terlebih dahulu ,“sebagai jalannya” bagaimana caranya untuk menemukan minat dan bakat bukan untuk menghabiskan waktu ,materi, dan tenaga.  

Beruntunglah dunia pendidikan memiliki ilmuwan yang bernama Dr. Howard Gardner (1983) menyatakan bahwa setiap individu memiliki kecerdasan dan gaya belajarnya sendiri yang menunjang untuk menuju kesuksesan. Gardner (1938) membagi kecerdasan individu menjadi delapan yang sekarang sudah disempurnakan menjadi 10 kecerdasannya masing-masing. Singkatya, mungkin dulu banyak orang beranggapan bahwa yang pintar adalah anak yang memiliki nilai fisika atau matematika yang tinggi.

 

https://m.harianmomentum.com/read/44700/harian-momentum-edisi-24-november-2022




POST TERKAIT

POST TEBARU