Toxic Productivity; Pemaksaan Diri Tanpa Henti
Tanggal : 15 Nov 2022
Ditulis oleh : CHYNDI NADHEA PUSPARENI
Disukai oleh : 0 Orang
Menjadi produktif terlebih pada waktu senggang merupakan hal yang baik dilakukan oleh setiap individu. Melakukan hal-hal yang produktif memiliki banyak dampak positif seperti terhindar dari rasa malas, dapat meraih target-target tertentu dalam hidup, dan lain sebagainya. Banyak orang yang merasa tertinggal dan berusaha untuk memaksakan dirinya agar banyak melakukan kegiatan selama waktu senggang. Hal tersebut sering kali menjadikan individu merasa tertekan. Tidak banyak yang tahu bahwa hal tersebut memicu terjadinya toxic productivity.
Istilah toxic memiliki arti beracun. Akan tetapi, toxic pada konteks ini merujuk pada perilaku yang berdampak buruk bagi diri sendiri maupun orang lain dalam berbagai aspek. Oleh karena itu, secara sederhana toxic productivity adalah kegiatan produktivitas yang berlebihan sehingga justru merugikan. Orang-orang yang telah mengalami toxic productivity memiliki ciri sengaja membuat diri lelah untuk mencapai sesuatu tanpa istirahat. Kegiatan produktif yang berlebihan ini nantinya akan menimbulkan risiko kesehatan baik mental dan fisik apabila diteruskan.
POST TEBARU
- Menilik Kualitas Pendidikan Terhadap Kebijakan Inovasi Kurikulum
- HENTIKAN PRAKTIK KECURANGAN,SONGSONG KEBERHASILAN PESTA PEMILU 2024
- Kontribusi Mahasiswa dalam Menyongsong Pemilu yang Berkualitas
- Bimbingan Mahasiswa: Pilar Utama Kesehatan Mental di Tengah Tekanan Akademis dan Tantangan Kehidupan
- Membentuk Generasi Unggul: Mahasiswa Calon Pendidik Yang Berkualitas